https://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/juridiksiam/issue/feedJurnal Pendidikan Sosial Keberagaman2023-12-31T08:20:10+00:00Basyariah[email protected]Open Journal Systems<p>Jurnal Pendidikan Sosial dan Keberagaman (JURIDIKSIAM) adalah jurnal berkala yang terbit enam-bulanan setahun, pada bulan Juni dan Desember<em>. </em>Artikel yang ditulis untuk JURIDIKSIAM adalah hasil penelitian di bidang pendidikan, sosial, dan keanekaragaman budaya, telaah teori mutakhir dan hasil penelitian dan pengembangan tentang Kurikulum, Bahan Ajar, Metode/Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora serta hasil telaah teori mutahir dan hasil penelitian substansi ilmu-ilmu sosial dan humaniora.</p>https://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/juridiksiam/article/view/427NILAI MAJA PADA BUDAYA RIMPU DALAM MEMBANGUN KEADABAN WARGANEGARA DI DESA MARIA KECAMATAN WAWO KABUPATEN BIMA2023-12-27T02:25:01+00:00IKHSIR SETIABUDI SETIABUDI[email protected]Edy Herianto [email protected]Basariah[email protected]Yuliatin[email protected]<p>Setiap daerah memiliki nilai serta budaya yang berbeda-beda. Masyarakat Bima (Suku Mbojo) mengenal akan malu yang dijadikan sebagai pegangan hidup yang disebut <em>maja labo dahu</em>. Selain itu juga mengenal akan budaya rimpu sebagai suatu busana atau cara berpakaian perempuaan Bima yang dipergunakan untuk menutup aurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>maja </em>pada budaya rimpu dalam membangun keadaban warganegara di Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, yang mencakup pelaksanaan budaya rimpu, nilai <em>maja </em>pada budaya rimpu, implikasi nilai <em>maja</em> pada budaya rimpu terhadap keadaban warganegara<em>.</em> Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan budaya rimpu di Desa Maria masih tetap dilaksanakan. <em>Rimpu mpida</em> dilaksanakan saat tertentu seperti pawai budaya, memasuki situs <em>uma lengge</em>, menyambut tamu-tamu penting dan acara penting lainnya. <em>Rimpu colo</em> juga dilaksanakan pada saat tertentu serta dalam kehidupan sehari-hari seperti saat dirumah dan juga saat disawah atau ladang. Nilai <em>maja</em> pada budaya rimpu itu yaitu <em>maja</em> kepada Allah dan <em>maja</em> kepada sesama manusia. Implikasi nilai <em>maja</em> pada budaya rimpu terhadap keadaban warganegara di Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima berupa tanggung jawab individu, disiplin diri, integritas, kesabaran dan konsistensi.</p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sosial Keberagamanhttps://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/juridiksiam/article/view/422TRADISI PEDAK API PADA MASYARAKAT SASAK DAN NILAI-NILAI SOSIAL YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA2023-09-04T02:43:50+00:00Nismulwiah Nismulwiah[email protected]Ni Made Novi Suryanti[email protected]Masyhuri Masyhuri[email protected]Suud Suud[email protected]<p>Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses tradisi pedak api dan nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya pada masyarakat suku sasak di Desa Montong Sari Kecamatan Gerung. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dangan metode studi kasus. Jenis data yang digunakan Data primer dan data sekunder Dengan menggunakan sumber data subjek dan informan penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara untuk teknik analisis datanya melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: proses tradisi pedak api melalui berbagai tahapan yaitu: (1) Tahap Persiapan pedak api meliputi musyawarah dan penyiapan alat dan bahan; (2) Tahap Pelaksanaan proses pedak api meliputi do’a, melulurkan, memasangkan gelang, menyiapkan perapian, menyiram perapian, mengayunkan bayi, pemberian nama, pemberian sembek; (3) Tahap Penutup meliputi do’a, pemberian seserahan (andang-andang). Terdapat nilai-nilai sosial dalam tradisi pedak api: (1) Nilai Matrial: Fisik yang ditandai dengan Apus Tawar (Luluran) yang sudah diberi Doa, Pemasangan gelang pada pergelangan tangan. Bayi diayunkan diatas perapian sebanyak sembilan kali. kemudian kipaskan perapian tersebut kearah ibu si bayi agar terkena asapnya. Sedangkan Non-fisik yang ditandai dengan Luluran ini dimaksudkan agar badan ibu bayi tersebut sehat sehabis melahirkan. Gelang Maksudnya pemasangan gelang ini sebagai pertanda sudah melakukan pedak api. (2) Nilai Immaterial : nilai vital ditandai dengan Sembek. Nilai religius ditandai dengan doa dan harapan orang tua. Nilai kerjasama ditandai dengan Keluarga dan tetangga menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pedak api. Nilai Moral ditandai dengan Andang-andang (seserahan).</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Nilai-nilai Sosial, Tradisi Pedak Api</p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sosial Keberagamanhttps://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/juridiksiam/article/view/282PENGUATAN SOLIDARITAS SOSIAL MELALUI TRADISI MBOLO WEKI PADA MASYARAKAT SUKU MBOJO2022-05-07T09:41:02+00:00Reshtu Widhi Agung[email protected]Muh Zubair[email protected]Lalu Sumardi[email protected]<p>Solidaritas sosial di antara masyarakat sangat penting khususnya dalam tradisi <em>Mbolo Weki. </em>Yang pada umumnya tradisi ini merupakan tradisi yang dapat membangun kembali tali persaudaraan diantara masyarakat, juga menguatkan rasa solidaritas sosial antar sesama sehingga masyarakat dapat saling tolong menolong dan hidup rukun. Penelitian ini membahas mengenai proses pelaksanaan tradisi <em>Mbolo Weki </em>di Desa Baka Jaya Kec. Woja Kab. Dompu dan bagaimana tradisi <em>Mbolo Weki </em>dapat menguatkan solidaritas sosial masyarakat di Desa Baka Jaya Kec. Woja, Kabupaten Dompu. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif jenis etnografi dimana penelitian ini menggunakan kata untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Baka Jaya, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 20 Oktober sampai 19 November 2021. Sumber data dilakukan menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, tekhnik observasi, dan tekhnik dokumentasi. Teknik analisis data yang diguanakan: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian pata, 4) verifikasi atau penyimpulan data. Teknik keabsahan yang digunakan adalah: 1) perpanjangan pengamatan, 2) meningkatkan ketekunan, 3) triangulasi, 4) Aanalisis kasus negatif, 5) menggunakan bahan referensi, 6) mengadakan membercheck. Hasil penelitian yang diperoleh: 1) proses pelaksanaan tradisi <em>Mbolo Weki</em> pada perkawinan di Desa Baka Jaya Kecamatan Woja Kabupaten Dompu terdapat tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap inti dan tahap akhir. 2) penguatan solidaritas sosial masyarakat di Desa Baka Jaya Kecamatan Woja Kabupaten Dompu dalam pelaksanaan tradisi <em>Mbolo Weki</em> yaitu dilihat dari: kesadaran masyarakat yang kuat, gotong royong, kerjasama dalam setiap tahapan proses pelaksanaan yang dikerjakan secara bersama.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <strong>Penguatan Solidaritas Sosial, Tradisi <em>Mbolo Weki</em>, Suku Mbojo</strong></p> <p>Social solidarity among people is very important, especially in the Mbolo Weki tradition. In general, this tradition is a tradition that can rebuild ties of brotherhood among the community, as well as strengthen a sense of social solidarity between each other so that people can help each other and live in harmony. This study discusses the process of implementing the Mbolo Weki tradition in Baka Jaya Village, Kec. Woja Kab. Dompu and how the Mbolo Weki tradition can strengthen the social solidarity of the community in Baka Jaya Village, Kec. Woja, Dompu Regency. This study uses a qualitative ethnographic type where this study uses words to describe or describe the results of the study. This research was conducted in Baka Jaya Village, Woja District, Dompu Regency. The time of the research was carried out on October 20 to November 19, 2021. The data sources were carried out using primary data and secondary data. Data collection techniques using interview techniques, observation techniques, and documentation techniques. The data analysis techniques used are: 1) data collection, 2) data reduction, 3) data presentation, 4) data verification or inference. The validity techniques used were: 1) extension of observation, 2) increasing persistence, 3) triangulation, 4) analysis of negative cases, 5) using reference materials, 6) conducting Memberchecks. The results obtained: 1) the process of implementing the Mbolo Weki tradition in marriage in Baka Jaya Village, Woja District, Dompu Regency, there are three stages, namely the preparation stage, the core stage and the final stage. 2) strengthening social solidarity of the community in Baka Jaya Village, Woja District, Dompu Regency in the implementation of the Mbolo Weki tradition, which is seen from: strong public awareness, mutual cooperation, cooperation in every stage of the implementation process that is carried out together.</p> <p><strong>Keywords: Strengthening Social Solidarity, Mbolo Weki Tradition, Mbojo Tribe</strong></p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sosial Keberagamanhttps://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/juridiksiam/article/view/428Pola Pelestarian Hutan Mangrove dan Dampak Bagi Masyarakat di Dusun Poton Bako Desa Jerowaru Kabupaten Lombok Timur2023-11-03T01:41:36+00:00Abd. Kadir Jaelani[email protected]Syafruddin Syafruddin[email protected]Suud Suud[email protected]<p>Penelitian ini memiliki tujuan guna: mengetahui Pola Pelestarian Hutan Mangrove dan Dampak Bagi Masyarakat di Dusun Poton Bako Desa Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang diterapkan pada penelitian ini yakni, wawancara, observasi serta dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini yakni reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan. Hasil penelitian menerangkan bahwasanya (1) Pola Pelestarian Hutan Mangrove di Dusun Poton Desa Jerowarau yaitu Pola Pengembangan Ekowisata Mangrove (pengelola bersama dengan masyarakat membersihkan hutan mangrove dari sampah yang menumpuk di kawasan hutan mangrove untuk dikembangkan menjadi wisata mangrove), Pola Rehabilitasi Ekosistem Mangrove (pengelola melakukan pembuatan areal pembibitan skala kecil untuk membuat stok bibit mangrove untuk di tanam kembali), Pola Konservasi Ekosistem Mangrove (pengelola membentuk anggota Pokmaswas dengan tujuan sebagai pengawas untuk mencegah terjadinya penebangan pohon mangrove secara liar). (2) Dampak Pelestarian Hutan Mangrove Bagi Masyarakat di Dusun Poton Bako yaitu Dampak Positif (menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat dusun poton bako; meningkatkan penghasilan prekonomian masyarakat dengan dikeloanya hutan mangrove menjadi tempat wisata dan tempat penjualan produk umkm seperti kopi mangrove, minatur sampan/perahu dan baju khas wisata bale mangrove; hasil tangkapan nelayan dusun poton bako meningkat dan apabila cuaca tidak mendukung untuk melaut masyarakat nelayan bisa untuk mencari udang, ikan dan kepiting di kawasan hutan mangrove; mayarakat mendapatkan edukasi dan kesadaran masyarakat menjadi meningkat untuk menjaga kawasan hutan mangrove; kawasan pesisir pantai dusun poton bako terhindar dari abrasi dan mencegah instrusi air laut ke darat.<br>Kata Kunci: Pola Pelestarian; Dampak Pengelolaan; Hutan Mangrove</p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sosial Keberagamanhttps://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/juridiksiam/article/view/423GAME ONLINE MOBILE LEGEND DI KALANGAN REMAJA AWAL DESA LENDANG NANGKA KECAMATAN MASBAGIK LOMBOK TIMUR2023-09-04T14:11:28+00:00Baiq Amalia Solihah[email protected]Ni Made Novi Suryanti[email protected]Mashyuri[email protected]<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran remaja awal penggemar game online Mobile legend, faktor penyebab dan dampak sosial game online Mobile legend pada remaja awal, serta solusi dari orang tua dan pemerintah desa untuk mengatasi dampak negatif dari game online Mobile Legend. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dangan sumber data subjek dan informan penelitian. Penentuan subjek dan informan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara untuk teknik analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan; (1) Sebaran remaja awal penggemar game online Mobile legend di Desa Lendang Nangka di lihat dari status pekerjaan orang tuanya di dominasi oleh remaja awal yang orang tuanya bekerja sebagai pedagang dan petani (2) Faktor penyebab yaitu 1). faktor internal yaitu Relationship, Achivmen, Immersion, Escapism dan Kurang berkegiatan, 2). Faktor eksternal yaitu, Lingkungan sekitar, Fitur dalam game, Kurang perhatian dari orang terdekat. (3) Dampak sosial yaitu sebagian kecil dampak Positif dan sebagian besar dampak negative.(4) Solusi dari orang tua dan pemerintah desa yaitudengan melakukan tindakan prefentif dan refrensif.</p> </div> </div> </div> <p><strong>Kata kunci : Game Online, Mobile Legend, remaja Awal</strong></p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sosial Keberagamanhttps://juridiksiam.unram.ac.id/index.php/juridiksiam/article/view/390Perubahan Sosial Pada Kawasan Ekonomi Khusus Pembangunan Sirkuit Moto GP Lombok2023-06-18T20:47:41+00:00muhammad yunus[email protected]Muhammad Ilyas[email protected]Suud Suud[email protected]<p>Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan sosial pada aspek status, peran dan fungsi serta perubahan budaya terhadap nilai, norma dan adat Masyarakat pada Pembangunan sirkuit Moto GP di kawasan ekonomi khusus Pantai Kuta Lombok. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan samplenya purposive sampling. Adapun masyarakat yang diinterviw dalam penelitian ini berjumlah 10 orang dengan rincian Kepala Desa dan beberapa figur masyarakat yang ada di Desa Kuta Mandalika. Hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya perubahan yang terjadi dari status peran dan fungsi serta nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang sebelumnya Sebagian hanya sebagai peternak, petani, minim terlibat dalam promosi program pemerintah serta sikap interaksi yang tertutup dengan wsatawan luar dan norma yang berlaku dalam masyarakat sangat di perhatikan seperti cara berpakaian yang sopan dan sebagainya, setelah adanya pembangunan sirkuit Moto Gp di Mandalika banyak masyarakat local yang dilibatkan sebagai pekerja di sirkuit Mandalika seperti keamanan, cleaning servis dan yang lainnya, lebih terbuka dalam bersosial terhadap wisatawan dan toleransi terhadap budaya luar di junjung tinggi. Sehingga dapat di simulkan bahwa adanya perubahan status peran dan fungsi serta nilai dan norma di masyarakat Desa Kuta setelah didirikan arena balap Motor sirkuit Moto GP Mandalika yang berada di kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Desa Kuta Mandalika kabupaten Lombok tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)</p> <p><strong>Kata Kunci: PerubahanSosial, Pembangunan Sirkuit MotoGP, Masyarakat Lombok Tengah Kuta</strong></p>2023-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman